PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket

Monday, January 7, 2013

Seharian Menikmati Brisbane Dengan Ferry Gratis

Setidaknya waktu kami hanya setengah hari di kota ini, namun ternyata waktu tersebut cukup bagi kami untuk menikmati keindahan jantung kota ini. Apalagi kami mengeksplorasinya tanpa sepeserpun mengeluarkan biaya transportasi, hmm.. kenapa bisa begitu?. Tersedia transportasi ferry gratis  yang siap mengantar mengunjungi beberapa dermaga di sepanjang Sungai Brisbane. Ikuti perjalanan saya!..
Photobucket


Photobucket


Photobucket
Pagi itu sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, kereta yang membawa kami dari Gold Coast akhirnya sampai di stasiun Fortitude Valley. Dikarenakan baik Gold Coast dan Brisbane masih dalam negara bagian Queensland, maka untuk urusan transportasi kami masih terus dapat menggunakan Go Card kami yang merupakan kartu isi ulang yang digunakan untuk naik semua transportasi umum di Queensland. Kami memang sengaja menyediakan waktu semalam disini ini karena kami akan melanjutkan perjalanan ke Melbourne melalui kota ini pada esok harinya, setelah selama 3 malam kemarin kami menghabiskan waktu di Gold Coast.

 Photobucket
\
PhotobucketSetiap kota di dunia umumnya memiliki satu atau beberapa Chinatown/ pecinan yang berada di salah satu wilayahnya. Untuk Brisbane, pecinan tersebut ada di Fortitude Valley ini. begitu kami keluar dari stasiun, kami sudah disambut dengan bangunan-bangunan khas chinatown kebanyakan. Terdapat satu jalan pedestrian besar bernama Duncan Street yang konon ramai jika malam karena merupakan salah satu pusat rekreasi pecinan di kota ini.

Photobucket

Photobucket
Jalan menuju akomodasi kami
Kami berjalan terus menuju hotel yang letaknya di jalan selanjutnya dari Duncan street tadi. Hotel yang bernama Bunk Backpackers Brisbane ini mungkin tidak asing lagi bagi para Backpacker dari mancanegara yang mengunjungi Brisbane. Hotel ini berada di Gipps street dan memiliki reputasi yang cukup baik. Tak ayal,  Hotel ini sempat meraih penghargaan sebagai Australia best backpackers accomodation. Hotel ini menyediakan dua pilihan kamar, untuk para backpacker disediakan dormitory lengkap dengan fasilitas bersama seperti kebanyakan hostel lain, selain itu hotel ini juga menyediakan kamar Apartemen. Ini adalah pilihan kami yang memang sekeluarga ber-4.

Saat kami masuk lobby, memang desain interior terasa kental bernuansa anak muda dan sepertinya memang ditujukan untuk para Backpacker. Banyak Backpacker yang tertidur pulas di lobby, ada pula yang bermain game. Sepasang petugas lobby anak muda laki-laki dan wanita menyambut kami dan meminta bukti pemesanan.  Dengan ramah mereka menanyakan asal kami. saat tahu kami dari Indonesia, ia lalu menyanyikan lagu potong bebek angsa. Ya.. itulah yang dia ingat saat pelajaran bahasa indonesia saat masih sekolah, katanya.

Photobucket

Alasan saya memilih hotel ini karena letaknya yang cukup dekat dengan tengah kota Brisbane, dan juga dekat dengan stasiun kereta. Selain itu, kebanyakan kamar-kamar di Brisbane dibanderol dengan harga yang tinggi per-malam. hanya Bunk sajalah yang masih dirasa rasional. Rate yang kami dapatkan (129AUD/Nights) cukup sebanding dengan konsep yang ditawarkan. Ruang begitu luas. lengkap dengan dapur sehingga kami dapat memasak, AC, TV, dan kamar yang luas. Nah.. untuk kamar yang satu lagi terdapat di lantai atas!. jadi konsep Apartemen ini adalah 1 1/2 lantai. Overall kami cukup senang dan puas tinggal di penginapan ini, dengan view yang luas pula ke Story Bridge yang letaknya tidak jauh dari Hotel.

Photobucket
View dari kamar kami

Setelah memasak dan makan dari sedikit bahan makanan yang kami bawa dari Gold Coast. Kami langsung merencanakan untuk jalan-jalan. Saat di Jakarta, saya sudah Googling di internet dan menemukan bahwa sejak 1 July 2012, pihak pemerintah Kota Brisbane menyediakan sebuah ferry gratis yang sebenarnya ditujukan untuk para turis. Ferry ini dinamakan "Cityhopper". Untuk lebih memastikan saya lalu turun ke Lobby untuk bertanya pada mbak-mbak nya. Namun, mbak nya bilang bahwa ferry tidak ada yang gratis. Dia tidak mengetahui adanya Cityhopper dan setahu dia transportasi umum sungai brisbane hanya dilayani ferry CityCat yang berbayar. Setelah berunding singkat bersama sekeluarga. Atas pertimbangan biaya kami lalu memutuskan untuk tetap mencoba mencari apakah benar ada dan menggunakan transportasi Ferry Cityhopper saja, tidak menggunakan Bus yang memang lebih dekat dan cepat sampai pusat kota, namun bayar.



PhotobucketKarena lokasi hotel yang berada di Gipps street, kami harus melewati Sungai Brisbane dulu untuk dapat menuju dermaga terdekat yang dilalui ferry gratis ini (Holman Street Wharf). Mulailah kami jalan menyebrangi sungai ini lewat jembatan yang terkenal dengan nama Story Bridge.






Photobucket

Berbicara tentang jembatan ini, ini sebenarnya adalah jembatan bersejarah bagi Australia. Jembatan yang dibuka pada tahun 1940 ini didesain oleh arsitek yang sama dengan yang membangun Harbour Bridge di dekat Opera House, Sydney. Sayang jembatan ini seperti kalah populer dibanding jembatan di Sydney tersebut. selain digunakan oleh kendaraan bermotor, banyak sekali yang jogging di jalur khusus pejalan kaki disini.

Photobucket
View dari Story Bridge menghadap City Center
Photobucket
Pandangan yang ditawarkan dari jembatan ini sangat memikat. Deretan gedung-gedung perkantoran di pinggir sungai tertata rapi dengan tidak mengesampingkan daerah hijau. Lambat laun saya sekeluarga  pun mulai merasa capek, karena jembatan ini ternyata panjang sekali. Selain itu saya juga merasa cemas karena tidak enak juga jika sudah jalan jauh seperti ini namun ternyata ferry gratis itu memang hanya dalam dongeng saja... Holman Street Wharf pun akhirnya terlewati karena jembatan ini ternyata tidak berhenti tepat di dekat dermaga tersebut. Ditengah-tengah perjalanan kami terus menyusuri jembatan ini dan saya akhirnya melihat ferry merah itu ditengah-tengah sungai, dan harapan pun kembali muncul. Setelah jembatan terlewati saya pun akhirnya terpikir bahwa ada hikmahnya juga kami berjalan sejauh ini. Setidaknya kami telah berhasil memiliki kenangan melewati jembatan bersejarah tersebut. Saya pun langsung melihat rambu jalan dan ternyata menunjukkan ke arah kanan adalah menuju Thornton street wharf, ini adalah dermaga yang juga disinggahi ferry gratis tersebut. Berbekal bertanya pada seorang wanita di dermaga itu yang sedang duduk sendirian, ia hanya balik bertanya "the red one?" lalu mengangguk.


Photobucket
Dermaga Thornton Street

Photobucket
Ferry gratis "CityHopper"
Setelah Ferry pertama singgah (Ferry biru), yaitu CityCat, Ferry berbayar yang dimaksud resepsionis hotel tadi, Akhirnya sang ferry merah pun datang.. Tadinya kami ragu untuk naik Ferry berlogo kangguru ini saat pak sopir yang menggunakan Epolet di kedua bahunya ini mengikat tali di dermaga. Saat kami naik pak sopir menyambut dengan ramah, dan di kotak untuk membayar bertuliskan "Come hop on, it's Free!" Yeay!!! Tanpa tanggung kami langsung naik tangga untuk duduk di lantai atas, kami senang karena jalan capek kami melewati Story Bridge tadi terbayar dengan Ferry Gratis ini.



Photobucket
View from the upper-deck



Photobucket
Melewati Kangaroo Point, spot populer para turis untuk menikmati view kota dan Sungai Brisbane

Photobucket
Salah satu sudut gedung tua 
Treasury Hotel& Casino
Berbicara tentang ferry ini, memang dikhususkan untuk para turis (walaupun wanita tadi ternyata juga ngincer ferry gratisan ini,hehe) Ferry ini berlayar disepanjang Brisbane River, berhenti di North Quay, South Bank 3, Maritime Museum, Thornton Street, Eagle Street Pier, Holman Street, Dockside dan Sydney Street terminals. Info lengkapnya klik di http://www.brisbane.qld.gov.au/traffic-transport/public-transport/citycat-ferry-services/cityhopper/index.htm
Nah, North Quay adalah tujuan pertama kami karena disinilah City Center Brisbane. Ferry ada sekitar 30 Menit, dari jam 6 pagi sampai jam 12 malam! niat ya walaupun gratis!. Setelah sempat berhenti di beberapa dermaga. Sampailah kami di North Quay, kami langsung berhadapan dengan gedung-gedung tua dan unik yang merupakan bagian dari Treasury Hotel dan Casino.

Photobucket
Welcome to North Quay 2 Wharf


PhotobucketLanjut dari gedung-gedung tua Treasury Hotel & Casino saya langsung dihadapkan pada Queen Street Mall, yang merupakan shopping center bagi para pejalan kaki meliputi George Street sampai Edward Street. Dibuka pertama kali pada tahun 1982, tempat ini menjadi sarana bagi warga sekitar untuk berbelanja, ataupun hanya menghabiskan waktu di sela-sela bekerja. Begitu juga bagi para turis, ini merupakan salah satu destinasi utama di Jantung Kota Brisbane. Alasannya, beberapa bagunan tua dan unik juga terdapat baik didalam dan sekitar Queen Street Mall ini.




Photobucket

Sepanjang saya menelusuri Queen Street, banyak sekali retail-retail kelas atas dan toko-toko yang menyediakan souvenir dengan harga yang beragam. Namun saya belum begitu tertarik untuk membeli oleh-oleh disini, karena harga yang ditawarkan di tiap kota ternyata beragam, ini pun tergantung apakah barang tersebut asli dibuat di Australia atau diimpor dari negara lain. Saya pikir lihat saja di Melbourne esok hari, siapa tahu dapat oleh-oleh dengan harga yang paling terjangkau.

Photobucket

Di sepanjang pedestrian mall ini juga tersedia fasilitas toilet, dan juga Visitor Information Center yang siap membantu para turis dalam memberikan informasi pariwisata.

Photobucket

Dari Queen Street ini saya lalu lanjut untuk keluar sedikit, yaitu ke King George Square yang dipisahkan oleh Adelaide Street dari Queen Street Mall. Disini Attraction yang dapat ditemui antara lain Museum of Brisbane, Brisbane City Hall, dan Albert Street Uniting Church. Selain itu di area square yang disebut Watersense Garden juga terdapat banyak  Patung seperti patung King George V maupun sculpture lainnya. Tempat yang juga populer disebut Albert Square ini juga memiliki beberapa Cafe bagi para pengunjung yang ingin bersantai sejenak.


Photobucket
Brisbane City Hall



Photobucket
Brisbane City Hall diresmikan pada tahun 1930. Desain bangunannya sendiri didasarkan pada gaya Italian Renaissance. Ciri khas pada bangunan ini terdapat pada menara jam diatasnya dengan masing-masing jam yang pada keempat sisi menara tersebut. Diatas menara jam tersebut terdapat Observation Deck yang pada awalnya terbuka untuk umum, dan konon memberikan view yang menakjubkan ke panorama kota brisbane, atas dasar beberapa alasan, termasuk munculnya gedung-gedung tinggi disekitar yang menghalangi jarak pandang, Observation deck ini tidak lagi dibuka untuk umum.




Photobucket






Nah kalau bangunan gereja ini bernama Albert Street Uniting Church, berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit memberikan pandangan khas tersendiri. Gereja ini telah berdiri selama lebih dari 160 tahun, dan masih di jaga keasliannya. Gedung ini sangat dekat dengan King George Square dan hanya dipisahkan oleh Ann Street.







Photobucket




PhotobucketOh iya, di daerah Queen Street Mall serta King George Square disediakan Wifi gratis, jadi membuat kami semakin betah untuk duduk-duduk dan beristirahat disini, lalu pintar-pintar saja mencari tempat yang sinyalnya kuat,hehe.

Photobucket
Hungry  Jacks di Queen Street Mall

PhotobucketOke, sekarang lanjut jalan lagi balik ke Queen Street Mall, kami pun mulai merasa kehilangan tenaga karena sudah jalan cukup jauh, terutama saat menuju dermaga dari hotel tadi. Di tengah-tengah Queen Street Mall kami menemukan Burger King-nya Australia yang dinamakan Hungry Jacks. Baik Hungry Jacks dan McD menyediakan es krim cone yang cukup murah. Hungry jacks menyediakan es krim seharga 0.30 AUD sedangkan di Mcd bisa di dapatkan dengan 0.20 AUD saja. Jadi bila di kurs ke Rupiah adalah sekitar 3000-6000 Rupiah, walau ukurannya pun standar seperti di Indonesia, namun nikmat dan cukup untuk menambah lagi tenaga kami menghabiskan sisa waktu hari ini. Oh iya, di Hungry Jacks anda bisa beli Soft Drink yang dapat diisi ulang sepuasnya juga.



Photobucket

PhotobucketPhotobucket

Sekarang kami akan kembali ke dermaga North Quay 2, kali ini saya lewat jalan yang berbeda, yaitu Elizabeth Street. Melewati Conrad Treasury Hotel, dan wow, sedang ada pameran dan event dari Mercedes-Benz di halaman gedung tersebut.

Photobucket

Tujuan naik Ferry Gratis kali ini sebenarnya hanya menyebrangi Sungai Brisbane ke Southbank Parkland yang bisa diseberangi melewati Victoria Bridge di sebelah dermaga ini. Tapi berhubung ada ferry gratis dan saya jarang sekali naik ferry, kenapa tidak?hehe..

Photobucket

Sampai juga di Southbank Parkland, ini adalah sebuah Parkland yang diresmikan pertama kali pada tahun 1992, yang merupakan sarana rekreasi, olahraga, bermain, hiburan, hingga belajar bagi warga brisbane. Pemerintah setemapt sendiri menyebutnya sebagai Brisbane's cultural, lifestyle, and entertainment precint. di sepanjang pinggir Sungai Brisbane yang dinamakan Clem Jones Promenade ini tidak henti-hentinya orang-orang melakukan Jogging, seakan menggambarkan masyarakat sangat sadar bahwa kesehatan adalah kebutuhan. Ada banyak hal dan tempat yang dapat dieksplorasi di area publik seluas 17 hektar ini , dan membuat saya penasaran ingin mengetahuinya, yuk lihat satu-satu!.


Dari dermaga tempat kami turun tadi saya langsung dihadapkan pada Formal Garden, terlihat sebagai hutan mini, Taman ini sarat dengan beranekan ragam tumbuhan dan juga pohon-pohon, lengkap dengan jalan setapak yang melewati sebuah aliran sungai buatan kecil, sepanjang melewati jalan ini saya banyak menemukan tumbuhan-tumbuhan yang ditanam oleh tamu-tamu kehormatan saat berada di Brisbane, semua lengkap diinformasikan di tiap tanaman tersebut.

"Streets Beach"
Streets Beach, sebuah pantai ditengah kota


Photobucket
Tower untuk para Lifeguard
Nah, berikutnya ini merupakan salah satu tempat yang menjadi daya tarik utama SouthBank Parkland. Kota Brisbane memang tidak seberuntung kota-Kota besar di Australia lainnya yang memiliki pantai atau setidak nya berhadapan langsung ke laut, namun warga Brisbane tetap dapat menikmati asyiknya bermain, bersantai dan berenang seperti berada di pantai sungguhan di tempat yang bernama Streets Beach. ya, ini adalah sebuah pantai dan mungkin bisa disebut laut buatan ditengah kota!, yang diperuntukkan bagi semua warga untuk menikmatinya secara gratis. Jadi ibaratnya seperti kolam renang umum gratis. Mungkin terdengar lucu bahwa pantai dan laut buatan yang sebenarnya tidak terlalu besar ini benar-benar dijaga oleh Lifeguard sungguhan. Hmm.. bisa gak ya sebuah kolam renang gratis yang dibuka untuk umum di sebuah taman diaplikasikan di indonesia?.


PhotobucketTapi sayang saat saya sampai Kolam Renang publik ini sedang dilakukan perawatan rutin, sehingga terdapat pengumuman bahwa pengunjung tidak dianjurkan untuk berenang, dan jadi sepi sekali. Berbeda dari gambar-gambar yang saya lihat di internet waktu di Jakarta. Namun mungkin namanya juga anjuran, tetap ada beberapa anak kecil yang berenang diawasi ibunya yang tiduran bersantai di tepi pantai. Sebenarnya pantai ini terbagi menjadi tiga bagian, Streets Beach yang merupakan tiruan dari pantai sungguhan, Aquativity yang merupakan sarana water-play park yang atraktif, serta Boat Pool, seperti kolam dalam nya lah. Jika saya memiliki kesempatan untuk kembali kesini, mungkin mencoba berenang disini akan jadi pengalaman yang tak terlupakan.

Photobucket
Nepal Peace Pagoda


PhotobucketLanjut lagi, saya menemukan  hutan buatan yang dinamakan Rainforest green, sebelum sampai ke bangunan Nepal Peace Pagoda. Dalam situs resmi pengelola Southbank, disebutkan bahwa pagoda ini merupakan donasi dari Warga Brisbane pada saat perhelatan World Expo tahun 1988 di Brisbane. Jadi latar belakangnya, saat World Fair tersebut diadakan di Brisbane, Nepal baru saja pertama kali ikut serta pada Event ini. Gedung ini terlihat unik dan sejenak menjadikan suasana seperti berada di benua Asia.

Photobucket

Tepat disamping Pagoda tersebut, terlihat jelas bangunan yang sepertinya menjadi landmark wajib bagi kota-kota besar maupun kota-kota top tujuan wisata, ialah Wheel of Brisbane. Bentuknya pun sekilas tidak jauh berbeda dengan Ferris Wheel yang berada di Kota-kota besar lain seperti Singapore Flyer atau London Eye. Tidak lain tujuan adanya Ferris Wheel ini adalah menyajikan view yang indah ke Brisbane river yang ikonik. Jika anda berada diposisi teratas Wheel ini, tingginya mencapai 60 meter! untuk tarifnya adalah 15 AUD per orang dewasa, dan 10 AUD untuk anak-anak. Tarif tersebut adalah untuk ride dengan durasi sekitar 12 menit.


PhotobucketAtas dasar tarifnya yang lumayan mencekik, jadi kami cukup hanya menikmati keindahan dari luar saja, ehehe, Namun dari informasi yang didapat, attraction ini ternyata semula dioperasikan untuk sementara, hanya dari tahun 2008 sampai 2010 saja. Namun akhirnya diperpanjang dan direncanakan hanya sampai tahun ini , jadi agak nyesel juga gak ngerasain. Buat yang kesini, ayo dicoba sebelum ditutup!. Oh iya, disediakan pula V.I.P Cabin di beberapa kapsul yang ada di Ferris Wheel ini, kapsul ini cocok bagi anda yang memiliki event atau occasion tertentu, tentunya dengan durasi yang lebih panjang (hingga 8 kali putaran atau setara 25 menit) dan juga dekorasi yang bisa diatur sesuai pesanan!.Harga yang ditawarkan adalah 110 AUD untuk kabin berkapasitas 4 orang ini.

Photobucket



Wheel of brisbane ini dikelilingi oleh venue-venue besar, diantaranya Queensland Performing Arts Center, Brisbane Convention and Exhibition Center, dan Queensland Art Gallery. Untuk lebih jelasnya tentang Wheel of Brisbane silakan klik http://thewheelofbrisbane.com.au






PhotobucketPuas menikmati Kawasan Southbank, dan juga sudah menjelang maghrib, saat nya kembali ke dermaga, namun kalau tadi saya berjalan lebih ke bagian sisi tepi sungai, sekarang saya lewat bagian dalamnya. Terdapat jalan pedestrian yang disediakan dengan ornamen menarik, seperti gambar dibawah ini :




Photobucket
The Southbank Grand Arbour dengan latar belakang Griffith University


PhotobucketJalan ini diberi nama The Arbour atau lengkapnya The Southbank Grand Arbour. jalan ini diberi seperti kanopi dari baja sebanyak 443 buah, yang diselimuti oleh bunga Bouganvilea. sangat cocok untuk menajdi peneduh jika Cuaca Brisbane sedang panas-panasnya. Jalan ini memiliki panjang 1 Km, berhenti sampai di Goodwill Bridge, sebuah jembatan khusus pejalan kaki dan pesepeda yang mempunyai arsitektur yang tak kalah menarik, jembatan yang menghubungkan Southbank ke Gardens Point ini berada diantara Brisbane Maritime Museum.

Photobucket
Goodwill Bridge & Maritime Museum

PhotobucketPhotobucket



PhotobucketWalau sudah menjelang malam, tidak perlu khawatir karena ferry gratisan ini "rela" beroperasi hingga jam 12 malam!, dengan jaminan ferry tersedia di dermaga tiap 30 menit. Walau sang sopir harus berulang kali mengikatkan tali ferry ke dermaga tiap kali berlabuh, dan melepaskannya lagi saat berangkat, namun tetap ramah dan antusias dengan tugasnya, walau gratisan, hehehe.




Photobucket

Perlahan-lahan matahari mulai terbenam, dan gedung-gedung pencakar langit pun mulai memperlihatkan sinar-sinar tanda kehidupan didalamnya. Saya mulai merasa terkesima, sebuah "golden hour" yang menyajikan pemandangan dari sebuah kota yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya...

PhotobucketPhotobucket

Selama perjalanan tidak henti-hentinya apa yang saya lihat mengundang jari saya untuk menekan tombol shutter. Saya juga menjadi tidak heran mengapa Kangaroo Point begitu populer sebagai lokasi wisata bila mengunjungi Brisbane, karena menghadirkan view yang sangat indah menghadap Brisbane River dan juga gedung-gedung CBD Brisbane. Saya pun tidak sendirian, turis-turis lain pun pada "kelabakan" berpindah-pindah kesana kemari di upper-deck Ferry ini untuk mendapatkan foto dan angle terbaik...

Photobucket

Photobucket



PhotobucketKali ini saya akan turun di Eagle Street Pier, Dermaga ini kalau dari arah North Quay berada di seberang Thornton Street Wharf (tempat saya naik ferry tadi pagi) dan Holfman Street Wharf. Alasannya adalah selain karena dermaga ini lokasinya berada di sisi daratan menuju hotel saya, kami juga rencananya membeli bahan makanan di supermarket untuk dimasak di hotel kami karena memiliki fasilitas dapur, dan kamipun memang membawa cooker listrik. Supermarket tersebut tak lain adalah supermarket  yang kalo kata abang saya "Ga ada supermarket ini, gak idup deh kami di Australia",hehe. yak, supermarket itu bernama Woolworths, simak juga pertama kali saya bertemu Woolworths di Blacktown, dan pengalaman Woolworths di Surfers Paradise.


PhotobucketKarena website Woolworths tidak terlalu jelas memberikan penjelasan lokasi detilnya, saya jadi harus menebak-nebak kemana arah kami berjalan dari Eagle Street Pier ini. Alhamdullilah diantara penumpang yang ingin naik, ada yang membawa kantong kresek belanjaan berwarna abu-abu polos, clue tersebut beberapa kali menjadi "tanda kehidupan" bagi kami bahwa ada Supermarket tersebut disekitar tempat ini. Sebenarnya kami telah menemukan Clue tersebut juga saat kami berada di Queen Street Mall tadi siang, namun entah kenapa wanita yang membawa kresek itu saat saya sapa sudah duluan bilang "saya tidak tahu, saya juga turis disini"....Tapi beda cerita dengan ibu-ibu yang satu ini, memang awalnya dia agak bingung waktu kami tanya "apakah anda dari woolworths? dimana lokasinya??", tapi ia lalu memberi arahan dan yak! kami langsung jalan kesana!.


PhotobucketKeluar dari Riparian Plaza, yang menjadi gedung dari dermaga ini kami langsung jalan menuju Charlotte Street, saat itu sudah hampir pukul 8 malam, seperti kebanyakan Pusat Kota di australia lainnya, jalanan sudah cukup sepi, banyak masyarakat yang sudah pulang ke Suburbs. Setelah beberapa kali bertanya kepada pejalan kaki, singkat kata kami menemukan supermarket tersebut, yang ternyata berada di gedung MacArthur Central di Edward Street, yang terletak sekitar 700m dari dermaga kami turun tadi.

Photobucket




PhotobucketSetelah membeli beras dan beberapa bahan makanan lain, kamipun berjalan pulang menuju hotel. Dengan mengandalkan GPS pada hp saya untuk mencari jalan menuju Gipps Street, kami lalu melewati Street menuju perempatan Marriott Hotel, disini kami sempat beristirahat sejenak di bangku pinggir jalan dekat Kantor Agen Travel Flight Center, walau angin terus menusuk namun kami betah karena kami menemukan wifi gratis disini,ehehehe.



Setelah berjalan kurang lebih 1,2 Kilometer akhirnya pada pukul 21.00 kami pun sampai di Hotel, dan kami baru menyadari bahwa terdapat Woolworths juga di dekat Hotel kami. Masuk kamar, masak, makan lalu langsung merapihkan bawaan, dan tidur... besok kami harus berangkat pagi pagi ke bandara untuk flight kami ke Melbourne.

Photobucket

Jadi beginilah kira-kira peta perjalanan saya hari ini di Kota Brisbane:

Photobucket

Begtulah perjalanan saya, walaupun hanya satu hari namun Alhamdulillah cukup berkesan dan sangat menyenangkan bagi kami, bisa naik Ferry Gratis, berjalan kaki menikmati gedung-gedung modern tinggi serta taman yang indah dengan bahan bakar es krim 30 sen dari Hungry Jacks masing-masing untuk kami berempat, dan merasakan Golden Hour yang sangat indah ditampilkan oleh kota ini. Tips yang bisa saya berikan adalah bahwa di Kota ini jika naik Ferry CityHopper adalah sesuatu hal yang worthed. Selain gratis, menikmati senja di Ferry ini merupakan pengalaman yang menyenangkan (bagi saya). Ikuti perjalanan saya yang lain di Australia ini ya, terima kasih banyak atas waktunya membaca post saya ini, saya harap bisa menambah referensi dan informasi bagi anda. Yuk mencoba traveling wisely!.

Salam.


2 comments:

Unknown said...

Kotanya bagus banget yah.. I hope I can go there someday.. amiin..

raldi said...

Amiiin, gw yakin lo pasti bisa meraih impian lo suk.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...