Tembok Besar Cina yang terbentang sepanjang pegunungan utara Cina, menjadi titik utama perjalanan singkat saya di kota terbesar dalam negara berpenduduk terbanyak di dunia ini.
Note: This post is still on progress and not finished yet, so this post will be updated frequently. I suggest you to read another post in this blog,regards.
RRC adalah negara yang tidak mengenakan bebas visa pada WNI tidak seperti ASEAN atau HK SAR & Macau,maka saya harus mengurus visa terlebih dahulu dan pengurusan saya lakukan sendiri pada seminggu sebelum keberangkatan kami.ternyata,pengurusan visa di kedutaan besar cina cukup mudah,tinggal membawa formulir yang sudah diisi (bisa download di situs http://www.visaforchina.com ),fotokopi kartu tanda penduduk,paspor.ya itu saja,tanpa harus membawa KK,surat sponsor,Surat Rekening Koran dari tabungan seperti pengalaman saya mengurus visa ke Korea Selatan beberapa waktu lalu.proses memakan waktu selama 4 hari kerja, namun cina memberikan keleluasaan berupa paket ekspress yang bisa ditentukan, mau 3 hari, 2 hari, ataupun 1 hari kerja sesuai dnegan kebutuhan, namun tentunya disertai dengan tambahan biaya.
penerbangan kali ini saya menggunakan Garuda dengan flight tanggal 22 september kamis malam, GA 890 dengan tujuan direct dari Jakarta menuju Beijing,dan return pada tanggal 25 September 2011 menggunakan GA 891.
The Departure Flight
Tiba pada hari H saya dan keluarga sudah bersiap-siap menuju airport dari rumah sekitar pukul 19.30 malam,setelah sampai di airport suasana tidak begitu ramai,namun check-in counter dan waiting room dipenuhi orang-orang bernuansa oriental, ini karena flight menuju Beijing, Shanghai,Tokyo,dan Seoul Incheon berangkat semua pada menjelang tengah malam.
ternyata pada flight kali ini akan menggunakan Airbus A330-200 Garuda ber-registrasi PK-GPJ, pesawat A330-200 pertama yang dikirim untuk Garuda. Pertama kali saya tumpangi waktu ke Denpasar beberapa waktu lalu.
flight berangkat pada pukul 22.30,kami akhirnya masuk pesawat setelah melewati proses imigrasi yang tidak terlalu ramai.
Sebagai pembuka,disajikan pilihan minuman berupa jus jeruk atau terong belanda.
pesawat akhirnya lepas landas meninggalkan Jakarta
Lampu kabin pesawat airbus ini menurut saya cukup menarik.dari yang terang menjadi meredup bernuansa merah saat proses take-off,menambah nuansa night flight kali ini cukup nyaman.setelah beberapa lama diudara saya mengantuk dan tidur agar pada pagi hari bisa fit buat jalan-jalan dikarenakan memang waktu kami disana cukup singkat,jadi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.saya langsung set kursi ke mode flatbed seats,cukup nyaman,seat langsung flat dan cukup menopang ukuran badan saya.lampu kabin perlahan dimatikan.
setelah tertidur,saya terbangun dan melihat keluar mulai ada cahaya matahari walaupun masih jauh.sebentar lagi akan diberikan refreshment sebelum sarapan pagi,nah sarapan ini saya memilih menu Mie goreng dengan ayam, rasanya sangat enak.
Matahari semakin terang,saya mendapat info bahwa suhu di Beijing pada saat itu sekitar 12 derajat celcius, cukup sejuk sepertinya. Tak lupa saya mengambil suasana kabin saat itu.
pesawat akhirnya mendarat pada sekitar pukul setengah 8 pagi waktu lokal di PEK
sampai juga kami di Beijing Capital International Airport.kami langsung bergegas ke counter imigrasi,Alhamdulillah proses berjalan cepat dan lancar.kebetulan hotel tempat kami menginap sama dengan hotel dimana Crew penerbangan ini menginap, kami langsung menuju hotel menggunakan Hotel Transfer Bus.
dan akhirnya kami sampai di tempat kami menginap, Jinglun Hotel. hotel yang merupakan jaringan dari Nikko Hotels International ini berlokasi dekat dengan CBD & World trade Center beijing,berlokasi di Jianguomen street, hanya beberapa langkah menuju salah satu tempat perbelanjaan yang terkenal di beijing, Silk Market. Terlihat bahwa suasana hotel pun masih bernuansa Imlek. Rate Hotel yang ditawarkan juga cukup masuk akal sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan.
Setelah Check-in dan masuk kamar hotel, suasana kamar cukup nyaman dengan fasilitas hotel yang standar dan sesuai. Yang menarik dari fasilitas di kamar ini adalah TV nya bisa digunakan sebgai Televis biasa, dan juga sebagai PC berbasis Windows XP, sehingga dengan TV terintegrasi Komputer ini, saya bisa berselancar internet dnegan layar lebar menggunakan Wireless Keyboard & Mouse yang disediakan,dan juga, Jinglun hotel memberikan fasilitas Wi-Fi Gratis yang tersebar di seluruh hotel, namun sayang,sekedar informasi, akses untuk situs seperti Youtube,Facebook dan Twitter dilarang di china, jadi internet memang mudah tersedia di china ,namun akses Social networking terbatas. Untungnya akses Whatsapp,Y!M,dan Windows Live masih bisa digunakkan jadi anda tetap bisa berhubungan dengan kerabat di Indonesia.
Day 1: Great Wall Experience
Setelah berbenah sekitar pukul setengah 11 siang kami langsung bersiap untuk jalan,dan rencana hari pertama ini adalah mengunjungi Tembok Cina,berdasarkan informasi yang saya dapat,untuk mengunjungi great wall dapat menggunakan bus nomor 919,dari stasiun Deshengmen. Untuk menuju Deshengmen jika rombongan lebih hemat dan efisien menggunakan taksi. Diperlukan biaya sekitar 28-30 RMB. sesampainya di Deshengmen,kami kebingungan mencari mana tempat untuk berangkat, dan mana yang menurunkan penumpang. Kami mencoba bertanya kepada orang di sekitar stasiun besar ini,lalu diajak untuk mengikuti dia ke salah satu sisi terminal,disini kami mulai merasakan mereka kurang paham Bahasa Inggris, ternyata lama-lama kami sadar mereka hanyalah orang-orang yang mempunyai mobil pribadi dan ingin menyewakannya untuk trip ke great wall,dan dengan penjelasan mereka yang kurang jelas dibantu dengan bahasa tubuh dan menunjukan tarif di layar handphonenya, dia menawarkan pulang pergi dengan mobil sedan seharga 200 RMB ,wow ini mahal, jangan tertipu disini. Akhirnya kami nyaris batal untuk pergi dan berniat mencoba lagi besok mencari rental mobil yang bukan dadakan dan ditodong seperti ini, tentunya yang lebih murah, tapi tetap saja para sopir-sopir itu tetap berusaha menjelaskan bahwa sudah tidak ada lagi bis menuju kesana setelah jam 12an.
Namun, memang dasarnya saya pernasaran, sebelum pulang untungnya saya melihat bis bernomor 919, lalu sekedar menanyakan kepada bis ini apakah menuju Great Wall, dan ketika saya tanya ke kenek nya, cuma ngangguk, nah.. kebetulan di kursi penumpang ada turis bule dan kami memastikan kepada dia, dia bilang benar ini bis untuk ke Great Wall. Alhamdulillah,, langsung kami kami membeli tiket bus ini, dan trip ke Great Wall hari ini jadi!. Tiket per orang menggunakan bis ini adalah 10 RMB untuk sekali jalan,kami berempat pulang pergi jadi mengeluarkan 80 RMB.waktu tempuh sekitar 2 jam, bus cukup nyaman walau berhenti di beberapa halte perjalanan ditempuh sekitar 50 Km, dan mendekati great wall, Bus semakin penuh sesak dan penumpang banyak yang berdiri, karena bisa dibilgan mayoritas penumpang adalah warga yang tidak ingin menuju tujuan terakhir, yaitu Great Wall.
Great Wall memang mempunyai beberapa spot untuk dikunjungi salah satunya, karena Great Wall ini sangat panjang hingga terlihat jelas dari luar angkasa, ternyata spot yang dikunjungi bis ini adalah Great Wall - Badaling .
Akhirnya kami sampai,ini adalah pintu gerbang menuju parkir dan Cable Car yang dapat membawa kami ke Great wall lebih cepat dibanding jalan kaki. Biaya untuk menggunakan cable car ini adalah RMB,dengan tiket masuk great wall 45 RMB ditambah insurance sebesar 10 RMB.
Akhirnya kami sampai,ini adalah pintu gerbang menuju parkir dan Cable Car yang dapat membawa kami ke Great wall lebih cepat dibanding jalan kaki. Biaya untuk menggunakan cable car ini adalah RMB,dengan tiket masuk great wall 45 RMB ditambah insurance sebesar 10 RMB.
Cable car ini memang terkesan agak tua dan sedikit kurang terawat, namun masih layak pakai dan cukup nyaman walau terlihat pintu seperti tidak tertutup sebagaimana mestinya. Singkat kata kamipun sampai di atas. Udara menjadi semakin sejuk saja dan dingin namun tidak begitu menusuk. Badaling Great Wall diklaim sebagai spot tembok cina paling populer bagi para turis yang mengunjungi kota Beijing. Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang paling dekat dnegan Ibukota RRC tersebut. Selain itu, mungkin karena pengelola berusaha terus merenovasi dan merawat namun tetap terlihat seperti aslinya, maka tempat ini ramai dikunjungi oleh para turis, seperti saat saya mengunjungi tempat ini saat itu.
(Sedang dalam penulisan)
2 comments:
Thx infonya
Post a Comment