Hari ini hanyalah satu-satunya full day kami di London, maka dari itu,
kami berencana untuk seharian jalan-jalan di tengah Kota London.
Tower Bridge |
Mungkin karena pada malamnya kami tidur terlalu awal, pada pukul 3 pagi kami semua sudah terbangun. Kami akhirnya memilih bersiap-siap, mandi, dan sedikit mempersiapkan agenda untuk hari ini.
Bermodalkan makan Keripik Walkers semalam bareng nasi putih sebagai sarapan, kami siap untuk berangkat. Sekitar pukul setengah 7 pagi, masih gelap saat itu, kami sudah mulai berjalan kaki menuju tube station, rintik-rintik kecil hujan mulai terasa. Pada saat itu disana matahari baru terbit sekitar pukul 8 pagi.
Agenda awal kami adalah mengunjungi daerah Mill Hill, tujuannya adalah sekedar melihat rumah yang dulu sempat ditinggali Ibu saya, posisi kami yang berada di selatan London harus menempuh perjalanan tube yang cukup lumayan menuju utara melalu tengah kota London.
Sampai di stasiun, beberapa orang kebingungan karena gate tidak merespon begitu kartu di tempelkan, mereka yang kebingungan, ada yang bertanya pada petugas, lalu akhirnya nyelonong saja melalui gate untuk orang dengan disabilitas. Sayapun akhirnya begitu, sia-sia menempelkan Oyster saya, saya akhirnya lewat saja.
Sembari menunggu di platform, samar-samar terus terdengar announcement bahwa gate di stasiun ini sedang rusak, namun kami kurang begitu jelas menangkap informasi selanjutnya.. Pada akhirnya kami turun lagi dan bertanya, disini baru dapat kejelasan bahwa mereka telah menginformasikan ini kepada seluruh jaringan tube di London, kami hanya perlu menyebutkan di tempat tujuanbahwa kami berasal dari Hounslow Central, dan nanti petugas disana yang akan mengurangi saldo secara manual, wah.. semoga saja tidak terjadi masalah nanti..
London Underground Tube merupakan sarana transportasi kereta yang sebagian besar beroperasi di bawah tanah dan menjadi salah satu sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh Masyarakat Kota London selain Bus. Tidak mengherankan bahwa Logo "Underground" sendiri sering digunakan untuk mendeskripsikan Kota London. London Tube banyak disebut sebagai pelopor kereta bawah tanah, wajar saja bila usianya kini sudah mencapai 150 Tahun. London Tube juga dikenal sebagai salah satu kereta bawah tanah dengan jaringan yang terumit, Tercatat ada total 270 Stasiun yang terbagi di 11 Line. Namun, jaringan ini mudah dipahami, terlebih dengan fasilitas yang ada sekarang. Saya selalu menyarankan bahwa ada baiknya untuk menggunakan fasilitas Journey Planner (bila ada disediakan oleh destinasi tersebut) sebelum berkunjung ke suatu tempat dinegara manapun. Untuk London, silakan gunakan Journey Planner yang disediakan oleh Transport for London, badan pemerintah yang membawahi transport di London. walaupun masih beta, namun sangat berguna dan mudah, tinggal masukan nama stasiun, ataupun tempat wisata di awal perjalanan lalu destinasi, maka otomatis anda akan dicarikan rute dan moda yang terbaik dan tercepat. Dapat juga kita memilih ingin lebih prioritas naik bus, atau tube, dsb. Saat berada di London, siapkanlah peta jaringan tube agar lebih mudah nantinya, tersedia di stasiun atau download dan simpan di HP. Mendownload aplikasi (android) tube map pun bisa jadi alternatif agar lebih mudah nantinya. Seperti kebanyakan kereta bawah tanah di negara lainnya, moda ini dianggap sebagai transortasi yang cepat, efisien, nyaman, sehingga sering sekali terjadi kepadatan penumpang terlebih di stasiun-stasiun penting, maka dari itu perlu diingat bahwa tarif tiket lebih mahal saat peak times (06:30 to 09:29, dan 16:00 to 18:59, Senin sampai Jumat ) dan pada waktu selain itu tarif berlaku normal. Dan yang pasti, gunakan lah kartu prepaid Oyster Card karena menggunakan tiket single biasa harganya lebih mahal lagi. Oyster Card juga bisa diisi saldo untuk naik transportasi London secara tidak terbatas dalam beberapa pilihan rentang waktu.
Berdasarkan Journey planner, perjalanan saya ke stasiun Mill Hill east akan memakan waktu hampir 45 menit, dengan harus berganti kereta di 2 stasiun, dimana saya baru menyadari bahwa stasiun tujuan saya cukup unik letaknya, stasiun ini menjalar sendiri keluar dari stasiun Finchley Central pada Norhtern line yang sejatinya berujung di High Barnet..
Keluar dari stasiun, cuaca mulai hujan. Untungnya kami membawa payung, karena menuju rumahnya kami harus melewati jalan yang sebenarnya memutar dan lumayan jauh, Alhamdulillah kami bisa langsung menemukan tempatnya, katanya masih sama dengan sedikit perbedaan namun sepertinya sedang di renovasi dan tidak ada penghuninya. Setelah berfoto, tadinya kami ingin ikut napak tilas jalan menuju sekolah, dan berencana makan fish & chips yang ada di jalan situ, namun karena hujan yang semakin besar, dan pertimbangan jalan ke stasiun lagi yang cukup jauh, kami akhirnya memutuskan jalan kembali ke stasiun, yah.. ga makan fish & chips deh di trip saya ini, hehehe...
Perjalanan kami dengan tube lalu berlanjut menuju stasiun Green Park. Dinamakan ini karena memang terletak di taman yang bernama sama.. Dari stasiun ini kami akan jalan kaki menuju Buckingham Palace, tempat dilaksanakannya upacara rutin penggantian prajurit istana atau yang dinamakan "Changing Guard".
Green Park |
Buckingham Palace |
Sempet khawatir karena berdasarkan infonya bisa ditiadakan gara-gara cuaca, eh perlahan-lahan rombongan mulai berdatangan...
Saat itu pengunjung lumayan penuh, saya yang tidak tinggi hanya pasrah deh lihat-lihat sekilas diantara badan-badan para turis sesekali upacara tersebut. saya lalu juga berjalan ke arah dengan harapan disana lebih tinggi tempatnya jadi bisa kelihatan. Memang terlihat, tapi kurang jelas aktivitas baris-berbaris nya dilihat dari sana, hehe.. Cuaca saat itu masih tidak begitu berbeda dibanding di Mill Hill tadi, masih rintik-ritik merata... Saya kurang mengerti prosesi dan seragam-seragam yang mereka kenakan, beberapa rombongan dengan seragam berbeda berulang kali keluar masuk.
Menjelang upacara berakhir, tiba-tiba saja cuaca jadi mendadak tidak bersahabat, angin kencang dan hujan deras membubarkan kerumunan turis. Payung mini merek supermarket "First Choice" kami kenang-kenangan dari HK tahun 2007 berubah jadi tinggal rangka doang diobrak-abrik angin, bingung mau kemana, jalan perlahan aja lewat taman tadi kembali ke stasiun Green Park. Satu-satunya tempat neduh yang kepikiran waktu itu..
Rencana semula kami ingin berjalan kaki dari Buckingham menuju Westminter, tapi karena kendala cuaca tadi, akhirnya kami memutuskan naik tube saja ke stasiun Westminster, jaraknya sangat dekat, hanya stasiun ke stasiun..
Begitu sampai dan keluar dari stasiun yang langsung berhadapan dengan Big Ben ini, lah.. udah ilang itu hujan.. bener-bener sulit diprediksi disini.. hmm...Oke, berhubung waktu sudah siang hari, kami butuh pengganjal perut, mampirlah kami ke minimarket Tesco Express untuk sekedar mencari roti yang besar untuk bertiga namun kalo bisa yang 1 GBP, jadinya dapet yang tawar deh hehehe..
Big Ben, Westminster Palace |
Perjalanan dilanjutkan melewati jembatan Westminster yang menyebrangi Sungai Thames, melihat London Eye, salah satu Landmark Ferris Wheel yang cukup populer..
London Eye, Thames River |
Udara dingin bikin menggigil, habis kehujanan, jadi pengen cari WC, hehe.., selain itu saya masih laper pula, saya jadi kepikiran ke Mcd.. Hehe. Saya jadi mau tak mau bertemu Fast Food terus selama disini.. Tapi ya pertimbangan saya adalah: Pertama, dimana pengalaman saya kalau di Eropa WC itu bayar, yang ga bayar paling di Restoran, yang bisa saya kunjungi paling yang Fast Food.. Kedua, Bisa dapat Makanan dengan harga rasional lengkap dengan minuman disini, walau bagi sebagian orang sebagai penunda lapar aja. Ketiga, Wi-Fi Gratis!, bisa well connected disini sambil numpang ngangetin badan, hehehe... Berbekal info yang udah dicari, sempet kebingungan juga dimana, eh ternyata lokasinya strategis di sisi Sungai Thames menghadap Westminster Palace..
Ahh bendera itu.. (nggak ngiklan yaa)
Seating available lumayan banyak, lumayan berleha-leha sejenak hampir setengah jam disini sambil menghangatkan badan.. Tapi, mungkin tempat ini jadi incaran banyak pengunjung ya.. jadi penuh, Lhaaa Burger masih utuh aja mau diambil sama petugas nya, "eeh belum, beluum paak!.." akhirnya kita angkat kaki juga deh keluar... hehe..
Diluar, cuaca tiba-tiba beda, makin kearah positif... cuaca menjelang sore yang cerah habis hujan seperti kemarin terulang lagi, Alhamdulillah.. dengan perut kenyang jadi pengen lagi lanjut ke tempat-tempat lain di sekitar sini.
Kami lalu melanjutkan berjalan kaki menuju bus stop yang disinggahi bus no. RV1, berjarak sekitar 700 Meter dari tempat kita ngangetin badan tadi. Bus ini akan membawa kami menuju Tower Bridge, destinasi kami selanjutnya..
Nah, naik Bus di London biayanya lebih bersahabat sebenarnya di banding naik Tube, asalkan tidak berpindah-pindah bis. Disini naik bis dikenakan tarif GBP 1.7 flat (Menggunakan Oyster Card), bebas turunnya dimana saja. Sayang kalo dari City Center ke Hotel saya harus ganti 3 kali dan diprediksi bisa 1,5 jam perjalanan, jadi lebih efisien naik tube.. Selain dapat mencari informasi dari Journey Planner, bisa juga mendownload PDF Map nya untuk City Center di Link ini.
Bus RV1 akhirnya datang, sayang bukan tingkat... Tapi busnya bersih dan bagus, yang bikin saya terkesan adalah ada announce otomatis bus stop yang akan dituju, hehe pengen semua bus umum dimana-mana ada seperti ini.. Karena saya seringkali kelewatan turun 1-2 stop karena suka salah ngenalin tempat..
Akhirnya kami turun tepat sebelum melewati Tower Bridge.. lalu berjalan menyebrangi jembatan menuju Tower of London..
Tower Bridge yang selesai dibangun pada tahun 1894 ini merupakan salah satu ikon penting Kota London, dan sering disebut jembatan paling populer di dunia. Disini turis bisa mengunjungi Tower Bridge Exhibition untuk naik ke atas bangunan jembatan, dengan biaya 8 GBP per orang dewasa. Tujuan dibangunnya Tower Bridge saat itu awalnya karena masyarakat untuk menyebrang Sungai Thames hanya mengandalkan London Bridge, setelah muncul ide untuk dibuat Jembatan tambahan. Desain dari Arsitek Horace Jones, bersama dengan John Wolfe Barry yang akhirnya digunakan. Pada tahun 2008-2012 warna biru ditambahkan pada kelir jembatan ini. Saya hanya melihat-lihat dari luar saja, hehe.
View dari jembatan..
Kami lalu berjalan di pinggir Sungai Thames sebelah utara, melewati Tower of London di sebelah kanan saya..
Tower of London, yang awalnya dibuat untuk digunakan sebagai kediaman kerajaan ini sempat berganti fungsi beberapa kali dari kerajaan, penjara, gudang senjata, hingga kebun binatang.. Bangunan ini sudah berusia hingga 900 tahun, namun terlihat dari luar masih terjaga keasliannya. Saya di tempat ini juga hanya liat dari luar saja. Untuk masuk ke dalam, dikenakan biaya 19 GBP. Tiket masuk dapat free jika menggunakan London Pass, sebuah kartu yang digunakan untuk masuk ke 55 tempat wisata penting di London, dan juga untuk menggunakan transportasi seperti tube, bus secara tidak terbatas dalam rentang waktu tertentu. Tapi untuk yang untuk satu hari saja seorang kena 90 GBP... Mungkin bisa jadi pertimbangan buat yang pengen eksplorasi semua tempat menarik di London, plus tidak usah capek mengantri. Kalo saya, foto didepannya saja sebenarnya udah seneng, mungkin kalo ada kesempatan kedepan deh kesini lagi... dan kalo harganya udah turun dan nilai tukar bersahabat, hehe.
Bertemu dengan keluarga turis berasal dari Bangladesh yang meminta untuk difoto, setelah itu kami minta juga untuk timbal balik hehe..
Waktu sudah menunjukkan hampir setengah 3, artinya sebentar lagi matahari juga akan terbenam. Kami awalnya ingin mampir sebentar ke Stadium nya Arsenal. Namun akhirnya diputuskan esok hari saja, dan hari ini lebih baik istirahat yang banyak.. Kami akhirnya melanjutkan berjalan kaki ke stasiun Tower Hill yang terdekat disana..
Sampai di Housnlow Central, sebelum masuk hotel kami menyempatkan diri untuk mampir ke Supermarket ASDA untuk kepentingan ketahanan pangan.. Mungkin sisi positif jika stay di pinggiran kota, suka ketemu supermarket-supermarket skala besar dengan harga yang cukup miring, layaknya saja di Jakarta yang di pinggirannya terdapat retail-retail wholesale..
Di Inggris sendiri banyak pilihan retail yang melayani belanja online, sehingga dapat dilihat dari website harga-harganya. Beberapa diantaranya Tesco, Sainsbury's, ALDI, Waitrose, dan yang saya datangi ini, ASDA.. Belum lagi, Supermarket ini buka 24 jam!.
"Buying private label brand makes me feel so good!", itulah salah satu pernyatan kuesioner saat saya mengerjakan skripsi semasa kuliah kemarin dan selalu teringat di benak saya sampai sekarang. Soalnya ketika saya jalan-jalan selama ini, memang produk-produk dari merek yang dimiliki oleh retail ini yang menjadi kebutuhan pokok saya. Tentu saja karena harganya selalu paling murah di dalam suatu kategori produk.. Private Label brand di negara-negara maju lebih lengkap hampir tersedia di semua kategori produk. Mereka pun tidak segan-segan untuk melabeli jaminan mutu, kualitas kandungan, hingga garansi pengembalian bila tidak puas. Buat yang ingin ngirit, mungkin belanja produk Private Label brand jika sedang diluar negeri bisa jadi pilihan..
Untuk di London, bisa search di google "Groceries London", dan jika sudah masuk ke situs salah satu retailnya, cari bagian belanja online, jadi sudah bisa tahu harga-harganya. Untuk ASDA klik di link ini
Malam itu saya belanja semua produk dengan merek ASDA smartprice untuk beras 1 kg seharga 40 sen (Rp. 9000), Lemonade/ Sparkling water 2 lt 17 sen (Rp. 3500), Air Mineral 1,5 lt 17 sen (Rp. 3500), Kornet kaleng 340g 1,69 GBP (Rp. 35.000). Jadilah total 51 ribu untuk makan sekeluarga 3-4 orang, belum lagi nasi bisa untuk ketahanan pangan 2 hari..
Perut kenyang, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk istirahat... selamat malam, semoga besok bisa bangun pagi-pagi untuk berkemas siap-siap check out hotel..
DAY 3 : Setelah check out, kami menyempatkan diri seharian ke Emirates Stadium, markas klub sepakbola Arsenal, lalu menuju Piccadilly Circus dan Trafalgar Square, sebelum menuju Vicoria Coach Station untuk menumpang Megabus menuju Liverpool...
DAY 1 | DAY 2 | DAY 3 | DAY 4 | DAY 5 | DAY 6
Sampai di Housnlow Central, sebelum masuk hotel kami menyempatkan diri untuk mampir ke Supermarket ASDA untuk kepentingan ketahanan pangan.. Mungkin sisi positif jika stay di pinggiran kota, suka ketemu supermarket-supermarket skala besar dengan harga yang cukup miring, layaknya saja di Jakarta yang di pinggirannya terdapat retail-retail wholesale..
Di Inggris sendiri banyak pilihan retail yang melayani belanja online, sehingga dapat dilihat dari website harga-harganya. Beberapa diantaranya Tesco, Sainsbury's, ALDI, Waitrose, dan yang saya datangi ini, ASDA.. Belum lagi, Supermarket ini buka 24 jam!.
"Buying private label brand makes me feel so good!", itulah salah satu pernyatan kuesioner saat saya mengerjakan skripsi semasa kuliah kemarin dan selalu teringat di benak saya sampai sekarang. Soalnya ketika saya jalan-jalan selama ini, memang produk-produk dari merek yang dimiliki oleh retail ini yang menjadi kebutuhan pokok saya. Tentu saja karena harganya selalu paling murah di dalam suatu kategori produk.. Private Label brand di negara-negara maju lebih lengkap hampir tersedia di semua kategori produk. Mereka pun tidak segan-segan untuk melabeli jaminan mutu, kualitas kandungan, hingga garansi pengembalian bila tidak puas. Buat yang ingin ngirit, mungkin belanja produk Private Label brand jika sedang diluar negeri bisa jadi pilihan..
Untuk di London, bisa search di google "Groceries London", dan jika sudah masuk ke situs salah satu retailnya, cari bagian belanja online, jadi sudah bisa tahu harga-harganya. Untuk ASDA klik di link ini
Malam itu saya belanja semua produk dengan merek ASDA smartprice untuk beras 1 kg seharga 40 sen (Rp. 9000), Lemonade/ Sparkling water 2 lt 17 sen (Rp. 3500), Air Mineral 1,5 lt 17 sen (Rp. 3500), Kornet kaleng 340g 1,69 GBP (Rp. 35.000). Jadilah total 51 ribu untuk makan sekeluarga 3-4 orang, belum lagi nasi bisa untuk ketahanan pangan 2 hari..
Perut kenyang, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk istirahat... selamat malam, semoga besok bisa bangun pagi-pagi untuk berkemas siap-siap check out hotel..
DAY 3 : Setelah check out, kami menyempatkan diri seharian ke Emirates Stadium, markas klub sepakbola Arsenal, lalu menuju Piccadilly Circus dan Trafalgar Square, sebelum menuju Vicoria Coach Station untuk menumpang Megabus menuju Liverpool...
DAY 1 | DAY 2 | DAY 3 | DAY 4 | DAY 5 | DAY 6
2 comments:
Follback
Follback
Post a Comment